Selasa, 27 Desember 2016

“Bee Movie” Dalam Pemikiran Karl Marx

Menceritakan “Bee Movie” Dalam Pemikiran Karl Marx Bee movie adalah sebuah film animasi yang bercerita tentang perjalanan seekor lebah bernama barry. Berry baru lulus dari sekolah lebah. Seperti yang sudah diharuskan jika lebah yang telah lulus dari sekolah lebah harus bekerja di perusahaan penghasil madu. mengunjungi perusahaan milik kaum lebah. Kemudian, Berry mengelilingi perusahaan tersebut, sekedar untuk melakukan orientasi seperti layaknya para pekerja baru. Setelah mendapat panduan dan mengikuti serangkaian acara, akhirnya ia mendapat curhatan bahwa sebagian lebah yang mendapat tugas (penyerbukan) di lapangan atau di luar sana tak pernah kembali lagi. Oleh sebab itu, ia terus memikirkan permasalahan tersebut sehingga terbesit niatan untuk mengikuti penerbangan di luar bersama petugas penyerbukan (tepung sari). Kemudian, ia pun berangkat bersama petugas dengan membawa misi "semakin banyak menyebarkan serbuk sari, semakin banyak nectar dan semakin banyak menghasilkan madu. " Setelah misi terlaksana, petugas penyerbukan beserta Berry melakukan pendaratan di lapangan badminton karena mereka penasaran dengan bola badminton. Namun, sial bagi Berry karena tubuhnya tersangkut dengan bola. Dan ketika Vanessa (pemain badminton) mengambil dan memukul bola itu, sehingga membuat Berry terlempar jauh dan masuk ke dalam mobil orang. Setelah itu, ia berusaha keluar dan terbang kembali. Lalu, hujan tiba di tengah perjalanannya sehingga ia harus melakukan pendaratan. Ternyata, Berry terjatuh tepat di rumah Vanessa. akhinya Berry dan Vanessa berteman. Mereka menjadi teman yang baik , karena vanessa juga semakin baik kepada berry membuat berry ingin berterimakasih secara langsung kepada vanessa. Padahal hal ini melanggar peraturan paling terlarang di dunia lebah, yakni berbicara secara langsung kepada manusia Sesudah Berry berkeliling kota untuk mencari kepastian yang sebenarnya yang terjadi pada madu, ia kembali ke tempat asalnya (pulang) dan kemudian menginfokan berita kepada seluruh kaum lebah. Di suatu hari, Berry menuntut manusia atas tindakan pencurian/perampasan/kepemilikan madu secara ilegal. Menurut Berry bahwa ulah manusia sudah di luar batas, misalnya: pengakuan label produksi madu secara ilegal padahal madu itu seharusnya yang berhak menjadi owner serta label maupun konsumen hanya dari kaum lebah sendiri (bukan manusia, beruang, atau yang lainnya) karena yang memproduksi madu juga hanya kaum lebah, penindasan/kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh manusia terhadap lebah ketika lebah sedang memproduksi madu dengan semena-mena manusia (peternak) mengambil hasilnya dari sarang (penangkaran), bila lebah hanya mengonsumsi segelas madu dalam setahun namun manusia malah menghambur-hamburkan banyak madu dengan cara mengoles-oleskannya di bibir, dan lain-lain. Dari situ, Berry berhasil memenangkan tuntutannya. Dan mendapatkan ganti rugi, semua madu dikembalikan pada kaum lebah (sampai bertumpah ruah), beruang di masukkan ke dalam penjara, dan sebagainya. Namun, setelah kejadian itu, malah berakibat fatal bagi manusia dan lingkungan alam sekitar. Karena kaum lebah semakin bermalas-malasan untuk memproduksi sehingga bunga pun menjadi layu dan Vanessa tidak dapat berjualan bunga lagi. Oleh sebab itu, Berry (yang saat itu sudah berprofesi sebagai pengacara) mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu caranya, yakni dengan menggalakkan semangat kerja lagi kepada kaum lebah. Akhirnya, Vanessa dapat berjualan bunga lagi serta memperoleh label legal dari Berry. Dalam pemikiran Karl Marx Dalam hal ini terdapat kelas sosial dalam kapitalisme industrial yaitu dua kelas dominan : 1) Borjuasi ( pemilik perusahaan penghasil madu) dan 2) Ploretariat (Berry dan Petugas penyerbukan yang lainnya). Seperti dalam pikiran Hegelian bahwa objektivitas adalah produk dan aktivitas pikiran. Manusia (dalam hal ini lebah) jatuh ke dalam perbudakan dari hukum dan peristiwa yang di buat di perusahaan tersebut. Seperti dalam interpretasi Marx yaitu segala sesuatu bergerak maju dengan hasil akhir yang pasti, begitu juga dengan Berry yang melakukan penerbangan di luar bersama petugas penyerbukan (tepung sari) untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap para penghasil madu yang pergi keluar atau ke lapangan tetapi tidak kembali lagi. Kemudian, ia pun berangkat bersama petugas dengan membawa misi "semakin banyak menyebarkan serbuk sari, semakin banyak nectar dan semakin banyak menghasilkan madu. " Dalam Human Nature Marx menyatakan bahwa masyarakat yang buruk adalah manusia yang dipaksa untuk bekerja dan tidak tidak memungkinkan adanya kreatifitas., begitu juga Berry yang jika dipaksa terus menerus untuk bekerja di perusahaan penghasi madu, tidak akan membuat dia mempunyai kreatifitas yang lebih tinggi. Perubahan sosial secara cepat yaitu revolusi dalam perubahan basis menyebabkan perubahan suprastruktur ( seluruh unsur dalam masyarakat berubah), Di suatu hari, Berry menuntut manusia atas tindakan pencurian/perampasan/kepemilikan madu secara ilegal. Menurut Berry bahwa ulah manusia sudah di luar batas, misalnya: pengakuan label produksi madu secara ilegal padahal madu itu seharusnya yang berhak menjadi owner serta label maupun konsumen hanya dari kaum lebah sendiri (bukan manusia, beruang, atau yang lainnya) karena yang memproduksi madu juga hanya kaum lebah, penindasan/kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh manusia terhadap lebah ketika lebah sedang memproduksi madu dengan semena-mena manusia (peternak) mengambil hasilnya dari sarang (penangkaran), bila lebah hanya mengonsumsi segelas madu dalam setahun namun manusia malah menghambur-hamburkan banyak madu dengan cara mengoles-oleskannya di bibir, dan lain-lain. Dari situ, Berry berhasil memenangkan tuntutannya. Dan mendapatkan ganti rugi, semua madu dikembalikan pada kaum lebah (sampai bertumpah ruah), beruang di masukkan ke dalam penjara, dan sebagainya. Setelah kejadian itu kaum lebah menjadi borjuasi (pemilik alat produksi), kaum lebah menjadi bermalas – malasan dalam memproduksi madusehingga bunga pun menjadi layu dan Vanessa tidak dapat berjualan bunga lagi. Oleh sebab itu, Berry (yang saat itu sudah berprofesi sebagai pengacara) mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu caranya, yakni dengan menggalakkan semangat kerja lagi kepada kaum lebah. Akhirnya, Vanessa dapat berjualan bunga lagi serta memperoleh label legal dari Berry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar