Selasa, 27 Desember 2016

Keterampilan Membaca

Pengertian, Keterkaitan, Jenis, dan Pengaplikasian Keterampilan Membaca A. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulisan. B. Keterkaitan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan yang Lain 1. Keterkaitan keterampilan membaca dan menulis Keterampilan membaca memiliki keterkaitan dengan keterampilan menulis. Membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada, dan menjadi salah satu cara memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Kemampuan membaca diperlukan untuk dapat memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Sedangkan, kemampuan menulis adalah suatu proses merangkai, menyusun, dan mencatat hasil pikiran individu dalam bahasa tulis. Menulis berarti menyajikan kembali informasi kepada masyarakat luas, dan informasi ini diperoleh melaui kegiatan membaca. Sehingga untuk memperoleh keterampilan menulis, seseorang harus terampil membaca. 2. Keterkaitan keterampilan membaca dan menyimak Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resesif, artinya kegiatan ini hanya menerima atau menyerap informasi-informasi yang disajikan. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Menyimak maupun membaca merupakan aktivitas pengidentifikasian unsur-unsur bahasa berupa suara ataupun berupa tulisan yang selanjutnya diikuti proses decoding untuk memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi. 3. Keterkaitan keterampilan membaca dan berbicara Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat resesif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Keterampilan membaca berkaitan dengan ragam tulis, sementara keterampilan berbicara berkaitan dengan ragam lisan. Keduanya merupakan kegiatan yang tujuannya berkebalikan namun dapat saling mendukung. Contohnya seorang mahasiswa ditugaskan untuk menyajikan materi berkaitan dengan keterampilan berbahasa dihadapan teman-temannya, kemudian ia menambah pengetahuan mengenai keterampilan berbahasa melalui membaca buku maupun artikel-artikel di internet dan memperoleh pemahaman dari kegiatan tersebut sehingga pada waktu presentase ia dapat menjelaskan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa keterampilan membaca yang dimiliki seseorang secara tidak langsung juga meningkatkan keterampilannya dalam berbicara. Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki maka semakin banyak pula infromasi yang dapat kita sampaikan. Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antar ragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung. Kegiatan memperoleh pengetahuan dilakukan melalui membaca dan menyimak, sedangkan menyebarkannya dilakukan melaui berbicara dan menulis. C. Jenis-Jenis Membaca Dari segi jenjangnya, membaca dikelompokkan menjadi dua, yakni membaca permulaan dan membaca lanjut. 1. Membaca permulaan Membaca permulaan ialah kegiatan membaca yang mampu melafalkan huruf dengan benar dan memperoleh informasi. 2. Membaca lanjut Membaca lanjut adalah keterampilan membaca yang dapat dilakukan apabila pembaca sudah bisa membaca teknik atau membaca permulaan. Dari segi pelaksanaannya, membaca dikelompokkan menjadi dua, yakni membaca nyaring dan membaca dalam hati atau membaca sunyi. 1. Membaca nyaring Membaca nyaring merupakan proses membaca yang diucapkan dengan suara lantang, dengan intonasi dan jeda yang tepat, sangat memperhatikan tanda baca dan dilaksanakan dengan lancar agar mudah ditangkap oleh pendengar dan penyimak. Membaca nyaring atau membaca bersuara terdiri atas membaca teknik dan membaca estetik. Keduanya mementingkan kelancaran dan kebenaran pengucapan kata, suara yang jelas dan fasih, intonasi, dan jeda yang tepat, pemahaman makna serta penyampaian yang hidup dan komunikatif., a. Membaca teknik Membaca teknik mementingkan kebenaran pelafalan serta meningkatkan tingkat pemahaman pembaca terhadap materi-materi ilmiah. b. Membaca estetik Membaca estetik berorientasi pada ketajaman perasaan menikmati keindahan karya sastra. Membaca estetis sering dipraktikkan dalam lomba poetry reading (pembacaan puisi), pembacaan cerpen, naskah drama dan terjemahan kitab suci. 2. Membaca dalam hati Membaca dalam hati adalah membaca yang dilakukan dalam batin saja, mata atau pandangan kita menyusuri untaian kata dari kiri ke kanan (untuk huruf latin, huruf arab sebaliknya), dari atas ke bawah, tanpa mulut berkomat kamit. Membaca dalam hati bersifat personal, karena manfaat langsungnya hanya bisa dinikmati oleh sang pembaca. Membaca dalam hati terdiri atas membaca intensif, membaca ekstensif, membaca kritis, membaca kreatif, membaca cepat dan membaca apresiatif. a. Membaca intensif Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Dalam hal ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. b. Membaca ekstensif Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya. c. Membaca kritis Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, sepenuh hati, mendalam, evaluatif, analisis dan tidak hanya untuk mencari kesalahan. d. Membaca kreatif Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan baru yang terdapat dalam bacaan dengan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. e. Membaca cepat Membaca cepat dilaksanakan dengan menggunakan jumlah buku dan bacaan yang cukup banyak, dalam waktu yang singkat dengan pemahaman yang tepat. Cara pembacaan dilakukan dari atas ke bawah, dengan kecepatan 300-350-400 kata per menit. f. Membaca apresiatif Membaca apresiatif mementingkan penghayatan, kemampuan merasakan keindahan naskah dan bisa menghargai keberadaan ide-ide dalam teks. Membaca apresiatif dilaksanakan di dalam hati. D. Aplikasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Dalam suatu proses pembelajaran, keterampilan membaca dapat diaplikasikan dalam beberapa metode antara lain: 1. Metode eja Metode eja adalah awal dalam pembelajaran membaca yang pengajarannya dimulai dengan pengenalan huruf-huruf secara alfabetis. Kemudian anak diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya. Proses selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. 2. Metode bunyi Prinsip dasar dari proses pembelajaran dalam metode bunyi tidak jauh berbeda dengan metode eja atau abjad. 3. Metode suku kata. Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi, bu, be, bo, dan seterusnya. Kemudian suku-suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang bermakna. 4. Metode kata Metode kata adalah metode yang menjadikan kata sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. 5. Metode global Metode global adalah metode dalam pengajaran bahasa untuk mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menyajikan satuan bahasa secara utuh dan menyuruh sehingga siswa dapat mengenal dan menyalinnya secara keseluruhan. Misalnya: memperkenalkan gambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar